Buku sebagai Pusat Perhatian Jika Orang Dayak Berkumpul Hari Ini
Orang Dayak hari ini bukan hanya hidup dari nasi, melainkan juga dari: buku. Dok. penulis. |
Buku, yang dulu dianggap sebagai simbol kebudayaan asing, kini telah menjadi fokus utama dalam pertemuan dan diskusi masyarakat Dayak. Pada acara Hari Studi dan peresmian kampus baru Institut Teknologi Keling Kumang di Sekaau pada 4-5 Agustus 2024, buku menjadi alat utama dalam membangun ide-ide dan berbagi pengetahuan. Contoh ini menunjukkan bagaimana buku telah bertransformasi menjadi sarana penting dalam memperkaya wawasan dan mengembangkan pemikiran masyarakat Dayak.
Buku sebagai pusat perhatian
Buku kini menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Dayak. Ketika bertemu dan berdiskusi, buku bukan hanya sebagai alat untuk bertukar informasi, tetapi juga menjadi simbol dari pencapaian intelektual.
Dalam acara peresmian kampus baru tersebut, para peserta tidak hanya membicarakan masalah akademis, tetapi juga berbagi buku-buku yang berisi pemikiran dan ide yang dapat membawa perubahan dalam masyarakat mereka. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Dayak kini semakin mengapresiasi pentingnya literasi sebagai sarana untuk menggali potensi diri dan membangun masa depan.
Baca juga Industri Buku pada Era The New Media
Kesejahteraan masyarakat Dayak juga telah mengalami kemajuan yang signifikan, terutama dalam hal pemenuhan pangan dan kebutuhan dasar lainnya. Dengan pencapaian ini, perhatian mereka kini bergeser ke arah pendidikan.
Warga Dayaka mulai menyadari bahwa kemajuan yang sudah diraih harus didukung dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan menjadi kunci untuk membuka peluang lebih besar dan menghadapi tantangan global. Dengan pendidikan yang lebih baik, mereka bisa meningkatkan daya saing, mengembangkan potensi diri, dan menjaga kelestarian budaya mereka. Bukan hanya untuk individu, tetapi juga untuk kemajuan kolektif suku Dayak.
Peran Intelektual Dayak meningkatkan literasi
Intelektual, akademisi, dan penulis Dayak memainkan peran yang semakin penting dalam membangun budaya literasi di kalangan suku mereka. Mereka percaya bahwa literasi dalam segala bentuknya—baik budaya, sains, maupun sosial—merupakan kunci untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Dayak.
Literasi budaya membantu generasi muda tetap terhubung dengan akar sejarah dan identitas mereka, sementara literasi sains memberikan mereka alat untuk beradaptasi dan berkembang dalam dunia yang semakin kompleks.
Akademisi dan penulis Dayak terus menerbitkan karya-karya yang tidak hanya berfokus pada pengetahuan ilmiah, tetapi juga mengangkat nilai-nilai budaya Dayak, yang semakin penting dalam menjaga eksistensi dan pengaruh mereka di dunia yang semakin global.